Potensi otak kiri
Menurut
pembagian otak, otak terdiri dari dua belahan yaitu kanan dan kiri.
Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri merupakan salah
satu kelebihan manusia dibandingkan hewan. Namun otak kiri yang terlalu
mendominasi cenderung menjadikan manusia jauh dari ke-manusia-annya. Otak kiri
berhubungan dengan potensi kemampuan kebahasaan (verbal), konstruksi objek
(teknik dan mekanis), temporal, logis, analitis, rasional dan konsep kegiatan
yang terstruktur. Para
ahli banyak yang mengatakan otak kiri sebagai pengendali IQ (Intelligence
Quotient),
Pemetaan
potesi kemampuan yang dimiliki oleh bagian otak tersebut dapat dilihat di bawah
ini:
Otak
Kiri atas (Analytic thinking) :
a. Logis
b. Analisis
c. Factual
d. Pengukuran
Otak
Kiri Bawah(Implemen tation thinking) :
a. Organisasi
b. Sekuensial
c. Planning
d. Rinci
Bagian kiri atas otak
menurut Ned Herman dalam buku melejitkan multiple intelligence anak sejak
dini:22, memiliki kemampuan analitic thinking. Kemampuan ini berperan dalam
memahami suatu objek yang dapat di analisa. Kondisi-kondisi yang saling
berhubungan menghasilkan suatu kesimpulan, cara berpikir logis merupakan
kemampuan yang dimiliki otak bagian ini. Keruangan dan konsep-konsep pengukuran
adalah bagian kehidupan rill yang dapat dicerna secara potensial oleh bagian
otak ini juga.
Otak kiri berfungsi
dalam hal pembedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan dan logika. Daya
ingat otak kiri bersifat jangka pendek (short term memory). Bila terjadi
kerusakan pada otak kiri maka akan terjadi gangguan dalam hal fungsi berbicara,
berbahasa, da matematika.
Kemampuan penggunaan
tata bahasa yang benar adalah fungsi belahan otak kiri, bahasa verbal adalah
bahasa yang digunakan sehari-hari dan berpusat dibelahan otak kiri, belahan ini
dinamaka belahan dominan dan kemampuannya untuk memantau fungsi berbicara atau
bertutur (bahasa ekspresif), pemahaman bahasa (bahasa preseptif), menulis dan
membaca.
Bahasa ekpresif
berpusat dibagian depan (disebut area broca) dan bahasa presptif dibelakang
(areawernicke). Sehingga gangguan berbahasa dapat berwujud sebagai kesulitan
berbicara atau bertutur kata kalau kelainannya atau hambatan perkembangannya
terjadi pada belahan kiri bagian depan (gangguan bahasa ekspresif).
Sebaliknya gangguan
kelainan pada bagian belakang akan menimbulkan gangguan bahasa preseptif. Jadi,
gangguan berbahasa (disfasia) perlu dirinci apakah gangguannya berupa kesukaran
bertutur ataukah kesukaran memhami bahasa.
Bagian belahan otak
kiri yang memantau kemampuan menulis dan membaca teretak di belakang area wernicke yang
dinamakan garis anguralis.
Model
permainan dengan bangun ruang yang merangsang dan melatih belahan otak kiri
a. Model
permaian I
1. Siapkan
atau buatlah benda dengan bentuk yang berbeda-beda secara sederhana misalnya
kubus, limas, balok, dan bola dalam jumlah yang cukup dan warna yang sama.
2. Berikanlah
benda-benda tersebut secara terpisah-pisah misalnya tiga jenis aka ruang kubus,
limas segitiga, dan bola.
3. Kemudian
kelompokkan sesuai dengan bentuk bendanya dan biarkan si kecl bermain-main dan
berinteraksi dengan benda-benda tersebut.
4. Dalam
permainannya si kecil akan mengamati dan membedakan bentuk satu dengan yang
lainnya dan biasanya akan mencampur aduk benda-benda.
5. Biarkanlah
benda-benda tersebut bercampur aduk dan berceceran. Setelah beberapa saat
permainan, kita kelompokkan kembali benda-benda tersebut sesuai bentuknya dan
kita berikan lagi padanya.
6. Jika
kita memiliki banyak waktu dan ia belum bosan bermain, maka lakukan permainan
ini secara berulang-ulang.
Permainan
ini merupakan pelatihan pengelompokan atau klasifikasi yang merupakan salah
satu ilmu dasar dari pengetahuan. Yang dikatakan pada proses permainan di atas
adalah kerja otak visual dalam mengamati bentuk objek. Selama ini si kecil
berinteraksi, akan terjadi rangsangan berfikir pada otak dan di lanjutkan
dengan respon yang diberikan otak untuk bemberikan perilaku padanya. Kerja otak
visual dalam aktivitas berfikir yang terarah ini akan membantu pertumbuhan
otannya sehingga pertumbuhan otak di daerah yang mengendalikan organ visual akan
maksimal. Dengan demikian akan mencegah terjadinya disfungsi atau tidak berfungsinya organ otak pada bagian ini.
b. Model
permainan II
1. Berikanlah
benda-benda dengan bentuk yang sama dalam pola warna yang berbeda pada anak,
misalnya kubus dengan warna merah, hijau, dan biru.
2. Selanjutya
kelompokkan benda-benda tersebut sesuai warnanya sebelum diberikan pada si
kecil. Setelah itu biarkanlah ia melakukan permainan nya sendiri.
3. Selang
beberapa waktu kemudian, kelompokkan benda-benda tersebut sesuai warna
masing-masing.
4. Lakukanlah
permainan ini dengan pola yang telah diterangkan pada latihan pertama.
Kemampuan
si kecil dalam permainan ini akan memahami warna bukan merupakan tujuan utama,
tapi lebih pada pembedaan terhadap berbagai warna, dimana akan terjadi proses
rangsangan warna yang di terima oleh retina mata dan dilanjutkan ke sistem
saraf pusat sehingga sistem saraf pusat memberikan respon atau tanggapan
terhadap rangsangan visual ini.
c. Model
permainan III
1. Berikanlah
kubus, bola, dan limas segitiga dengan bermacam-macam warna.
2. Model
latihan ini merupakan penggabungan latihan pertama dan kedua dengan objek yang
lebih kompleks, berupa benda dengan bentuk dan warna yang berbeda-beda. Si kecil akan mengalami peningkatan kemampuan panca
indra, termasuk organ visual seiring dengan pertambahan usia dalam kondisi
normal. Latihan semacam ini sangat penting untuk memaksimalkan pertumbuhan dan
fungsi organ karena organ yang terlatih akan lebih sempurna pertumbuhan dan
fungsinya.
3. Sebaiknya
latihan dilakukan secara rutin agar rangsangan berfikir yang di terima anak
teratur.
Dalam
sistem pemetaan otak konsep latihan di atas akan memacu pertumbuhan wilayah
otak kiri. Hal ini terkait dengan pemaksimalan fungsi dan pertumbuhan otak
untuk membentuk kekuatan rasionalitas. Berdasarkan fungsi aplikasinya kemampuan
rasional akan mengarahkan untuk berfikir logis serta dapat memetakan
permasalahan teknis dan matematis. Menurut beberapa penelitian para ahli di bidang
kecerdasan manusia, kemampuan maksimal perkembangan otak kiri ini cenderung
dimiliki orang barat. Oleh karena itu kemampuan dibidang teknik dan teknologi
lebih banyak berkembang di sana. Ini merupakan tantangan tersendiri yang perlu
di pecahkan agar si kecil mempunyai kemampuan yang maksimal.
Konsep
pemahaman bangun dan keteratuaran merupakan latihan untuk memaksimalkan
kemampuan analisis dan pengelompokan. Kekuatan yang terkandung dalam model
permainan yang sederhana ini akan menghasilkan kerja pada otak kiri. Kerja yang
terlatih dan kontinyu mengarahkan pada perkembangan struktur dan fungsi.
Semakin banyak jenis model latihan yang diberikan dengan cara bertahap dan
wajar maka akan meningkatkan kompleksitas pertumbuhan struktur maupun fungsi
otak.
Pelajar
yang dominan pada otak kiri biasanya mungkin akan:
1. Memilih
sesuatu yang erurutan
2. Belajar
lebih baik dari bagian-bagian kemudian keseluruhan
3. Lebih
memilih sistem membaca fonetik
4. Menyukai
kata-kata, symbol, dan huruf
5. Lebih
memilih membaca subjeknya terlrbih dahulu
6. Mau
berbagi informasi factual yang berhubungan
7. Lebih
memilih instruksi yang berurutan secara detail
8. Mengalami
focus internal lebih besar
9. Menginginkan
struktur dan perdiktabilitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar